moderna

Dijadikan Vaksin Booster, Ini Efek Samping Moderna & Pfizer

Mulai tanggal 12 Januari 2022 mendatang, Indonesia diharapkan memulai program vaksinasi booster ke masyarakat. Dengan dosis ketiga diharapkan bisa meningkatkan antibodi, serta mencegah meluasnya Covid-19 yang saat ini sedang menghadapi gelombang penularan varian Omicron.

Ada sejumlah jenis vaksin yang ada saat ini dan kemungkinan jadi dosis ketiga diantaranya vaksin mRNA Pfizer dan Moderna.

Seperti dua dosis awal, vaksin booster juga memiliki efek samping pada para penerimanya. Termasuk pada para penerima vaksin Pfizer dan Moderna.

Efek samping merupakan hal yang normal terjadi. Menurut Dr Samir Sinha, Direktur Geriatri RS Sinai Health dan University Health Network Toronto Kanada, efek samping memberitahu penerimanya sistem kekebalan terjadi.

“Efek samping sering memberi tahu kita jika sistem kekebalan benar bekerja dan merespon sebagaimana mestinya pada vaksin,” ungkapnya.

Sementara menurut ahli imunologi dan ilmuwan senior di Institut Penelitian Pusat Kesehatan Universitas McGill (MUHC), Dr Ciriaco Piccirillo, efek samping dari dosis ketiga harus tidak jauh berbeda dengan dua vaksin pertama.

Berikut ini beberapa efek samping kedua vaksin :

Vaksin Pfizer

Survei yang diadakan di Israel mengungkapkan kebanyakan penerima dosis ketiga Pfizer mendapatkan efek samping yang serupa atau lebih sedikit dari yang dirasakan pada dua dosis sebelumnya.

Sementara itu, data uji klinis yang dimasukkan ke Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, rasa sakit pada tempat suntikan adalah efek samping paling umum dan dilaporkan 83% penerima.

Efek samping terbanyak berikutnya adalah kelelahan (63,8%), sakit kepala (48,4%), nyeri otot atau sendi (39,1%), dan kedinginan (29,1%). Efek sampingnya ringan hingga sedang dan berlangsung dua hari setelah booster diberikan.

“Sebagai catatan, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak lebih sering setelah booster daripada dosis kedua dari seri primer dua dosis,” ungkap FDA.

Vaksin Moderna

Beberapa efek samping yang dilaporkan pada uji klinis booster Moderna yakni nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sendi kaku, kedinginan, mual/muntah, pembengkakan aksila, demam, pembengkakan di tempat suntikan, kemerahan tempat suntika dan ruam.

Moderna dalam uji klinisnya melaporkan efek samping lain. Yakni anafilaksis dan reaksi alergi parah lain, miokarditis, perikarditis dan pingsan.

Dijadikan Vaksin Booster, Ini Efek Samping Moderna & Pfizer

Dijadikan Vaksin Booster, Ini Efek Samping Moderna & Pfizer

Mulai tanggal 12 Januari 2022 mendatang, Indonesia diharapkan memulai program vaksinasi booster ke masyarakat. Dengan dosis ketiga diharapkan bisa meningkatkan antibodi, serta mencegah meluasnya Covid-19 yang saat ini sedang menghadapi gelombang penularan varian Omicron.

Ada sejumlah jenis vaksin yang ada saat ini dan kemungkinan jadi dosis ketiga diantaranya vaksin mRNA Pfizer dan Moderna.

Seperti dua dosis awal, vaksin booster juga memiliki efek samping pada para penerimanya. Termasuk pada para penerima vaksin Pfizer dan Moderna.

Efek samping merupakan hal yang normal terjadi. Menurut Dr Samir Sinha, Direktur Geriatri RS Sinai Health dan University Health Network Toronto Kanada, efek samping memberitahu penerimanya sistem kekebalan terjadi.

“Efek samping sering memberi tahu kita jika sistem kekebalan benar bekerja dan merespon sebagaimana mestinya pada vaksin,” ungkapnya.

Sementara menurut ahli imunologi dan ilmuwan senior di Institut Penelitian Pusat Kesehatan Universitas McGill (MUHC), Dr Ciriaco Piccirillo, efek samping dari dosis ketiga harus tidak jauh berbeda dengan dua vaksin pertama.

Berikut ini beberapa efek samping kedua vaksin, dikutipĀ https://transtourism.id/ dari global news, Senin (10/1/2022).

Dijadikan Vaksin Booster, Ini Efek Samping Moderna & Pfizer

Vaksin Pfizer

Survei yang diadakan di Israel mengungkapkan kebanyakan penerima dosis ketiga Pfizer mendapatkan efek samping yang serupa atau lebih sedikit dari yang dirasakan pada dua dosis sebelumnya. Sementara itu, data uji klinis yang dimasukkan ke Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, rasa sakit pada tempat suntikan adalah efek samping paling umum dan dilaporkan 83% penerima.

Efek samping terbanyak berikutnya adalah kelelahan (63,8%), sakit kepala (48,4%), nyeri otot atau sendi (39,1%), dan kedinginan (29,1%). Efek sampingnya ringan hingga sedang dan berlangsung dua hari setelah booster diberikan.

“Sebagai catatan, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak lebih sering setelah booster daripada dosis kedua dari seri primer dua dosis,” ungkap FDA.

Vaksin Moderna

Beberapa efek samping yang dilaporkan pada uji klinis booster Moderna yakni nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sendi kaku, kedinginan, mual/muntah, pembengkakanĀ aksila, demam, pembengkakan di tempat suntikan, kemerahan tempat suntika dan ruam.

Moderna dalam uji klinisnya melaporkan efek samping lain. Yakni anafilaksis dan reaksi alergi parah lain, miokarditis, perikarditis dan pingsan.

Moderna Recall Ratusan Ribu Dosis Vaksin COVID-19, Lho Kenapa?

Moderna Recall Ratusan Ribu Dosis Vaksin COVID-19, Lho Kenapa?

Perusahaan farmasi Moderna melakukan recall atau penarikan kembali ratusan ribu dosis vaksin COVID-19 di Eropa. Alasannya disebut ditemukan kontaminasi elemen asing.

Dalam keterangannya, Moderna menjelaskan hanya satu vial vaksin COVID-19 dari perusahaan kontraktor Rovi yang terbukti terkontaminasi. Namun demikian Moderna tetap melakukan penarikan 764.900 dosis vaksin COVID-19 dari beberapa negara untuk berjaga-jaga.

Tidak dijelaskan lebih lanjut zat apa yang menjadi kontaminan pada vaksin tersebut.

“Dalam rangka kehati-hatian,” ungkap Moderna seperti dikutip dari berita kesehatan pada Sabtu (9/4/2022).

Sebelumnya Moderna juga pernah melakukan recall vaksin COVID-19 di Jepang. Saat itu vaksin ditemukan tercemar oleh bahan stainless steel.

Moderna Recall Ratusan Ribu Dosis Vaksin COVID-19, Lho Kenapa?

Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna Inc mengaku telah menarik 764.900 dosis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh rekan produsen kontraknya Rovi. Hal ini dilakukan setelah sebuah botol ditemukan terkontaminasi oleh benda asing.

Melansir berita Internasional, Sabtu (9/4/2022), pembuat dosis vaksin Covid-19 itu mengatakan kontaminasi ditemukan hanya dalam satu botol, namun mereka harus menarik semuanya demi keamanan. Sayangnya tidak dijelaskan apa yang ditemukan di dalam botol tersebut.

Adapun pada Januari 2022, Moderna mengatakan banyak mendistribusikannya vaksin ke Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, dan Swedia.

Pihak berwenang Jepang pada tahun lalu juga menangguhkan penggunaan beberapa dosis vaksin Moderna, yang kemudian diketahui bahwa vaksin tersebut terkontaminasi baja tahan karat di beberapa botol.

Lebih dari 900 juta dosis vaksin Covid-19 Moderna telah diberikan di seluruh dunia hingga saat ini. Yang jelas, Moderna memastikan bahwa kontaminasi tidak menimbulkan risiko kepada botol lain yang sudah terdistribusi.